Biji, secara kasat mata, ia tak lebih dari
butiran-butiran keras. Jika enak dimakan, maka ia dikonsumsi manusia. Jika
tidakenak dimakan, ia akan dicampakkan.
Namun dibalik kesederhanaan sebutir biji, ia
menyimpan keajaiban yang tak terkirakan. Bagi tumbuhan, biji adalah penyambung
generasi. Dan dibalik kemungilan butirnya, biji berisi ribuan halaamn
informasi. Dengan informasi ini, beserta seliruh perangkat yang dimilikinya,
sebutir benih mungil mampu memanfaatkan sinar matahari, dan sinar matahari, dan
air serta mineral dalam tanah. Lalu seiring dengan waktu, benih akan tumbuh
jutaan kali lebih besar, tumbuh menjadi sebuah pohon besar kokoh yang menjulang
tinggi.
Biji adalah keajaiban tersendiri yang
diciptakan Allah. Warna, rancangan, bau, dan semua sifat lain dari tumbuhan
yang Anda lihat di sekitar, tersimpan di dalam benih kecil ini. Sungguh, setiap
benih adalah bank data menajubkan. Dalam sebuah bijiterkandung informasi
tentang setiap cabang dan daun tumbuhan asalnya, jumlah dan bentuk dedaunanya,
warna dan ketebalan kulit luarnya, jumlah dan ukuran pembuluh yang mengangkut
air dan makanan, tinggi tumbuhan akan berbuah atau tidak, dan jika berbuah,
akan seperti apa rasa, bau, bentuk, dan
warnannya.
Ya, dalam sebutir biji yang munigl sudah cukup menjadi
bukti kaarya yang hebat Allah yang tiada tanding dalam mencipta. Setiap benih
diliputi oleh ilmu Allah; benih tumbuh dalam pengetahuan-Nya menjadi sebuah
tumbuhan.
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang
ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa
yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur
melainkan Diaa mengetahuinya(pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam
kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau kering, melainkan tertulis
dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS.Al An’aam, 6:59)