Sekolah
berwawasan lingkungan adalah sekolah yang memiliki
komitmen dan secara sistematis mengembangkan program-program untuk mengintemalisasikan
nilai-nilai lingkungan ke dalam seluruh aktivitas sekolah.
Sikap peduli lingkungan melalui proses pembelajaran dan pembiasaan adalah konsep sekolah
berwawasan lingkungan yang penting dan strategis. Di sekolah, proses
pembelajaran mengarah pada upaya pembentukan perilaku siswa yang peduli
lingkungan melalui model pembelajaran yang aplikatif dan menyentuh kehidupan
sehari-hari. Sementara itu, lingkungan sekolah dijadikan wahana pembiasaan
perilaku peduli lingkungan sehari-hari. Dengan demikian, kedua aspek tadi,
menuju pada satu tujuan yaitu internalisasi atau pembiasaan perilaku peduli
lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara dalam pandangan LSM Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati), sekolah berwawasan linkungan harus mengembangkan (a) kurikulum berbasis lingkungan; (b) pendidikan berbasis komunitas; (c) peningkatan kualitas lingkungan sekolah dan sekitarnya; (d) sistem pendukung yang ramah lingkungan; dan (e) manajemen sekolah berwawasan lingkungan.
Implementasi sekolah berwawasan linkungan
dilakukan dalam tiga langkah strategis yaitu pertama, bidang
kurikuler, pembelajaran lingkungan hidup dilakukan secara terintegrasi dengan
mata pelajaran yang ada. Guru harus pandai mengemas pembelajaran dengan
pemahaman dan pengalaman belajar yang aplikatif. Kedua, bidang ekstrakurikuler
yaitu mengarah pada pembentukan kepedulian siswa terhadap pelestarian lingkungan melalui kegiatan penyuluhan lingkungan dan lomba karya lingkungan. Ketiga, bidang
pengelolaan lingkungan sekolah yaitu melalui (a) pemanfaatan dan penataan lahan
sekolah menjadi laboratorium alam seperti menjadi kebun dan tanaman
obat-obatan, ajakan hemat energi dan air, daur ulang sampah melalui proses reduce, reuse, dan recycle, serta (b) pengelolaan lingkungan sosial dalam bentuk pembiasaan
perilaku-perilaku nyata yang positif di antaranya kedisiplinan, kerja sama,
kepedulian, kejujuran, dan menghargai kearifan lokal.
Sampah adalah kumpulan berbagai material buangan yang merupakan
sisa proses dan kegiatan kehidupan manusia.
Sampah dapat digolongkan kedalam dua jenis yaitu sampah organik
dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang dapat diolah, sedangkan
sampah anorganik adalah sampah yang dapat didaur ulang. Sampah organik (sampah basah) contohnya
sampah dari dapur, sisa sayuran, kulit buah dan daun. Sementara sampah
anorganik contohnya botol kaca, botol plastik, kaleng, dan kertas.
Pemanfaatan sampah organik dan
anorganik juga dapat dilakukan di sekolah sebagai upaya mendorong kreativitas
siswa untuk memanfaatkan benda-benda yang tidak berharga menjadi berguna. Sampah organik dapat diolah menjadi pupuk organik
(kompos) dan pupuk organik cair (lindi).
Sampah anorganik seperti bungkus permen dan kemasan makanan ringan,
misalnya, dapat diolah kembali menjadi tempat pensil, taplak atau bingkai foto.
Pengelolaan
sampah berbasis sekolah sangat perlu untuk menumbuhkan kepedulian siswa
terhadap lingkungan hidup. Selain itu, program tersebut dapat membangkitkan
jiwa wirausaha karena mengadopsi keterampilan membuat pupuk organik / pupuk
organik cair dan bermacam-macam kerajinan tangan . Oleh karena itu, pengelolaan
sampah di sekolah harus dilakukan lebih serius dan terencana serta aktif
melibatkan para siswa.
B.
TUJUAN
Tujuan dari pengelolaan sampah
berbasis sekolah adalah terselenggaranya
sistim pengelolaan sampah organik dan anorganik dengan baik, sehingga banyak
manfaat yang dapat diperoleh. Hal ini
dapat tercapai apabila warga sekolah dapat memilah sampah organik dan anorganik
kemudian menempatkannya pada tempat yang berbeda, sehingga dapat membantu dalam
proses pengelolaannya.
C.
MANFAAT
Manfaat dari pengelolaan sampah berbasis sekolah antara lain :
1.
Membiasakan pola hidup bersih dan sehat pada warga
sekolah.
2.
Mendidik dan membiasakan warga sekolah untuk sadar
lingkungan.
3.
Memanfaatkan sampah menjadi bahan yang ramah
lingkungan, yaitu: pupuk organik (kompos) dan pupuk organik cair (lindi).
4.
Menjadi salah satu sumber pendidikan berbasis
lingkungan.
5.
Menunjang program penghijauan, pembibitan dan TOGA
(tanaman obat keluarga) di sekolah, terutama digunakan unuk pemupukan.
D.
RENCANA KERJA DAN JADWAL KEGIATAN
I.
RENCANA KERJA
1.
Pemilahan Sampah
Pemilahan sampah yang nantinya akan didaur
ulang melalui pengolahan sampah berbasis sekolah ini difokuskan pada sampah
kebun (daun-daunan, rumput dan sampah yang mudah busuk lainnya). Sampah anorganik dikomersilkan untuk
mendukung kegiatan daur ulang sampah organik.
Dibutuhkan 3 tong sampah tiap unitnya, yaitu : tong sampah berwan hijau
untuk sampah organik, warna kuning untuk
anorganik dan warna merah untuk residu.
Pengumpulan berbagai jenis sampah dari tempat sampah ke Tempat
Penampungan Sementara (TPS) dilakukan tiap 1 minggu sekali dengan melibatkan
para siswa.
2.
Pembuatan Biopori
Lubang resapan biopori adalah salah
satu solusi untuk meningkatkan daya serap tanah terhadap air. Secara teknis, saat ini lubang resapan
biopori didefinisikan sebagai lubang yang dibuat vertikal kedalam tanah dengan
kedalaman dan diameter bervariasi. Idealnya lubang resapan biopori dibuat
berjarak 100 cm antara lubang satu dengan yang lain dan ⱷ 10 cm.
Kemudian ke dalam lubang tersebut diisikan sampah-sampah organik yang
akan dijadikan bahan makanan bagi organisme-organisme dalam tanah. Lubang resapan biopori baru bisa bekerja
dengan efektif jika kedalam lubang tersebut diiisikan sampah organik untuk
meningkatkan aktivitas organisme tanah. Sampah organik yang dimasukkan ke dalam
lubang tersebut akan mengalami dekomposisi, selanjutnya sampah ini akan hancur
menjadi mineral dan tanah. Jika sampah ini sudah terurai, maka lubang resapan
biopori harus diisi kembali dengan sampah organik yang baru. Pengisian sampah organik hasil dari pemilahan
sampah yang sudah dilakukan baru dilakukan setiap 5 hari sekali untuk setiap
lubang. Sedangkan air yang ada dalam
lubang biopori berfungsi sebagai pupuk organik cair alami dan dapat langsung
dimanfaakan untuk menyiram tanaman yang ada disekitarnya.
3.
Pembuatan Sumur Resapan
Sumur resapan mempunyai fungsi yang hampir
sama dengan lubang resapan biopori, tetapi dengan kapasitas tampung yang lebih
besar. Jika lubang resapan biopori yang
ada sudah mencukupi, sumur resapan dapat dimanfaatkan untuk memelihara
ikan. Kegiatan ini dilakukan dengan
melibakan siswa, sehingga dapat difungsikan
sebagai salah satu media pembelajaran yang berbasis lingkungan.
4.
Pembuatan Rumah Sampah
Pengelolaan sampah di sekolah umumnya sudah
berjalan dengan baik, tetapi belum ada upaya pemanfaatannya kembali secara
maksimal. Untuk itu perlu diadakan
penambahan sarana dan prasarana dalam pengelolaan sampah, yaitu : pembuatan rumah
sampah sederhana yang digunakan sebagai tempat daur ulang sampah organik dengan
ukuran 3 m x 4 m.
5.
Pengolahan Sampah Organik
Selain pengolahan sampah organik secara
alami (dimasukkan kedalam lubang biopori), pengolahan sampah organik dapat dilakukan secara buatan, jika sampah
yang dihasilkan dalam jumlah besar. Langkah-langkah yang harus dikerjakan :
a.
Memilah sampah organik dan an organik
b.
Memperkecil patikel sampah
c.
Memasukkan sampah kedalam rumah sampah
d.
Memberi starter bakteri (EM 4 + air gula) dengan cara
ditaburkan pada sampah.
e.
Sampah yang sudah tercampur dengan starter diaduk 3
hari sekali.
f.
Setelah 2 bulan sampah sudah bisa digunakan sebagai
pupuk kompos
Pengolahan sampah organik menjadi pupuk
organik cair buatan dilakukan dengan langkah-langkah :
a.
Memilah sampah organik dan an organik
b.
Memperkecil patikel sampah
c.
Memasukkan sampah kedalam plastik yang sudah dilubangi
kedalam tong sampah besar (TPA)
d.
Memberi starter bakteri (EM 4 + air gula + air cucian
beras + air tanah dengan komposisi tertentu) dengan cara sampah direndam dalam
larutan tersebut.
e.
Setelah 4 hari pupuk organik cair buatan (lindi) siap
dipanen sedangkan ampasnya dapat digunakan sebagai kompos.
6.
Pemasaran Hasil Olahan Sampah (kompos dan pupuk organik
cair)
Selain untuk memenuhi kebutuhan sekolah,
pupuk hasil olahan sampah organik dapat dijual, sehingga nilai manfaat dari
sampah dapat ditingkatkan. Supaya olahan
sampah ini dapat menghasilkan keuntungan secara komersial, harus dibuat
perencanaan sehingga produk yang dihasilkan berjalan berkesinambungan.
II.
JADWAL KEGIATAN BULAN I - III
III. JADWAL
KEGIATAN BULAN IV - VI
E.
TARGET PENCAPAIAN
Selama
triwulan I, target yang ingin dicapai:
1.
Warga sekolah dapat memilah sampah dengan benar.
2.
Pembuatan biopori, sumur resapan, dan rumah sampah
sudah terselesaikan sehingga siap digunakan
3.
Pengolahan dan panen pupuk organik pada minggu ke- 2
dan 3 tiap bulannya. Jadi dalam triwulan
I ditargetkan sudah 6 kali panen.
4.
Pemasaran produksi pupuk tiap akhir bulan secara
berkesinambungan. Supaya produk pupuk
yang dihasilkan dapat terjual dan mendatangkan keuntungan secara komersial,
sekolah perlu menjalin kemitraan dengan stake holder atau komite sekolah.
Selama
triwulan II, target yang ingin dicapai:
1.
Memilah sampah organik dan anorganik dengan benar sudah
menjadi pembiasaan warga sekolah.
2.
Pengolahan dan panen pupuk organik pada minggu ke- 2 dan
3 tiap bulannya. Sampai triwulan II ditargetkan sudah 12 kali panen.
3.
Pemasaran produksi pupuk tiap akhir bulan secara berkesinambungan. Sampai triwulan II kemitraan tidak hanya terbatas pada stake holder dan
komite sekolah tetapi meluas kepada masyarakat dan sekolah-sekolah yang ada
disekitar lingkungan
F.
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) (disesusaikan dengan harga
barang dan kondisi terkini)
1.
Pemilahan Sampah
Peralatan yang dibutuhkan :
-
... Unit tong organik sampah (@ Rp. ..................) Rp.........................
Jumlah Rp.......................
2.
Pembuatan Biopori (.... buah lubang biopori)
Peralatan yang dibutuhkan :
-
...m pipa pralon (@
Rp.............) Rp......................
-
...buah alat bor biopori (@Rp..... ) Rp......................
-
Ongkos tukang Rp......................
Jumlah Rp.......................
3.
Pembuatan Sumur Resapan (... buah sumur resapan)
Peralatan yang dibutuhkan :
-
... buah bis beton
(@Rp........) Rp....................
-
Ongkos tukang Rp....................
Jumlah Rp.......................
4.
Pembuatan Rumah Sampah
Peralatan yang dibutuhkan :
-
Cangkul 1 buah Rp....................
-
Sekop 1 buah
-
Karung
-
Plastik kemasan
-
Timbangan
-
Kayu
-
Semen
-
Batako
-
Pasir
-
Atap seng
-
Penjepit sampah
-
Kesed
-
Ongkos tukang Rp....................
Jumlah Rp.......................
5.
Pengolahan Sampah Organik
Peralatan yang dibutuhkan :
-
... buah tong TPS
(@Rp........) Rp....................
-
Starter (EM4, air gula, air cucian beras Rp....................
Jumlah Rp.......................
6.
Pemasaran Rp
-
Total Jumlah Rp.......................
G.
SUMBER DANA
Jumlah dana yang dibutuhkan Rp...........................didanai
oleh..........(terganung sumber dana_)
0 comments:
Posting Komentar